Job Hugging, Trend Di Tengah Sulitnya Cari Pekerjaan

Job Hugging

Job Hugging, Trend Di Tengah Sulitnya Cari Pekerjaan, Haruskah Begitu?

Di tengah semakin tingginya jumlah pengangguran di Indonesia, dan semakin sulitnya mencari pekerjaan sekarang, muncul satu fenomena yang disebut sebagai Job Hugging. Apa sebenarnya itu? dan apakah fenomena tadi bisa menjadi solusi mengatasi untuk kondisi sekarang?

Pengertian

Secara Harfiah, yang dimaksud dengan Job Hugging adalah memeluk pekerjaan. Kegiatan ini merupakan upaya para karyawan yang sudah memiliki pekerjaan tetap, memilih untuk bertahan dengan pekerjaan itu walaupun tidak memberikan penghasilan yang mereka inginkan. Fenomena ini dipicu karena kekhawatiran pekerja akan sulitnya memperoleh pekerjaan sekarang.

Mengapa Fenomena Ini Terjadi?

Salah satu penyebab terjadinya fenomena ini adalah, tingginya persaingan dalam mencari pekerjaan di era sekarang. Serta tingginya angka pengangguran di satu tahun ke belakang. Berdasarkan Survey Ketenagakerjaan Nasional yang dilakukan BPS, terjadi kenaikan angka pengangguran jika dibandingkan Bulan Februari 2024. Jumlah pengangguran pada Bulan Februari 2025 mencapai 7,28  juta jiwa, terjadi penambahan sebesar 80.000 orang masuk kategori pengangguran pada Februari ini.

Walaupun demikian, BPS menyatakan di situs resmi mereka bahwa jumlah pengangguran terbuka mengalami penurunan sebesar 0,6 Persen. Jika dibandingkan secara presentase, memang angka tersebut kecil jika dibandingkan dengan jumlah karyawan di Indonesia per Februari 2025 yaitu sebesar 153 Juta Jiwa. Namun tetap saja tingginya angka pengangguran tersebut, membuat karyawan berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk keluar dari pekerjaan.

Resiko Bagi Pekerja

Walaupun cara ini dianggap sebagai solusi bagi pekerja, Laura Ulrich menyatakan ada resiko bagi pekerja jika memilih opsi ini, yaitu:

1. Tidak Mengalami Kenaikan Signifikan

Laura mengungkapkan, umumnya orang yang mau berpindah pekerjaan biasanya mendapatkan upah yang lebih tinggi dari sebelumnya.

2. Tidak Berkembang

Pekerja akan sulit untuk berkembang, karena mereka terbiasa dengan rutinitas yang dijalani dengan posisi mereka saat ini. Menurut Laura hal ini tidak baik, karena idealnya pekerja harus bisa mengembangkan keahliannya di bidang lain.

3. Pemutusan Kontrak Kerja

Perusahaan yang merasa karyawannya tidak berkembang, akan memilih untuk memutuskan pekerjaan mereka dan memilih merekrut orang lain.

4. Menghambat Regenerasi

Ketika pekerja lama memutuskan untuk diam di posisinya, menurut Ulrich akan mempersulit para lulusan baru memperoleh pekerjaan.

Lalu Bagaimana Solusinya?

Fenomena ini dipicu karena kekhawatiran pekerja tidak bisa mendapatkan pekerjaan, yang sesuai dengan kemampuan mereka. Oleh karena itu penting bagi pekerja untuk mulai mengembangkan keahlian mereka di bidang lain, agar nantinya mereka siap ditempatkan di manapun berada, baik di perusahaan yang lama ataupun yang lain.Atau para pekerja juga bisa mengikuti berbagai pelatihan untuk mengembangkan kompetensi yang sudah mereka miliki.

Di sisi lain perusahaan juga harus meninjau kembali, terkait persyaratan untuk rekrutmen pekerja. Jangan sampai perusahaan memberikan persyaratan yang terlalu tinggi, tapi tidak disertai dengan kompensasi yang sepadan. Hal tersebut dapat menyebabkan kesulitan pelamar pekerja memperoleh penghidupan yang layak.

Kesimpulan:

Fenomena Job Hugging, atau memeluk pekerjaan adalah fenomena yang menjadi trend di sosial media akhir-akhir ini. Fenomena ini muncul karena kekhawatiran pekerja tidak mendapatkan pekerjaan, setelah meninggalkan pekerjaan lamanya. Karena trend ini memiliki dampak baik dan buruk, para pekerja harus berpikir dua kali sebelum menjalaninya.

Baca Juga:Telephobia, Fenomena Gen Z Takut Angkat Telepon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share Artikel :