Maulid Nabi Muhammad, Apa saja Hikmah di dalamnya dan Bagaimana Hukumnya?
Peringatan Maulid Nabi Muhammad, adalah kegiatan yang dilakukan oleh umat islam di dunia dalam rangka mengungkapkan rasa syukur mereka atas kelahiran Nabi Muhammad, juga sekaligus menjadi api pemantik semangat dalam menjaga syariatnya. Biasanya dalam peringatan tersebut, umat islam mengisinya dengan kegiatan membaca sholawat secara bersama, membaca ayat alquran, dan juga memanjatkan doa secara bersama-sama.
Lantas apa saja sebenarnya keutamaan di dalam hari mulia tersebut, dan apa yang mendasari umat islam merayakan kelahiran Nabi Muhammad setiap tahunnya? Mari kita pelajari bersama.
Kapan Sebenarnya Kelahiran Nabi Muhammad?
Para ulama telah sepakat, bahwa Baginda Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada Tahun Gajah pada bulan Rabi’ul awwal, akan tetapi pada tanggal berapa tepatnya beliau lahir, ada perbedaan pendapat di tengah-tengah ulama, sedangkan untuk harinya sendiri adalah di Hari Senin, menurut pendapat ulama, sebagaimana disampaikan oleh Nabi Muhammad sendiri dalam hadist.
Abu Qatadah meriwayatkan “ Nabi Muhammad ditanya, mengapa beliau berpuasa di hari senin? Maka beliau menjawab “ Itulah hari dimana aku lahir, dan juga hari di mana wahyu turun” (HR. Muslim)
Namun walaupun demikian, jumhur ulama berpendapat bahwa beliau lahir di bulan rabi’ul awwal, sehingga pada bulan itulah umat islam memperingati kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu wa ‘alaihi wa sallam.
Bagaimana Sejarah Maulid Nabi?
Kegiatan Peringatan Maulid Nabi sudah berlangsung selama berabad-abad, dan pertama kali diawali oleh Dinasti Fatimiyah di Mesir pada abad ke 10 Masehi, mereka melakukan perayaan tersebut dalam rangka menghormati Baginda Nabi.Perayaan tersebut kemudian ditiru oleh umat islam yang lain, hingga menjadi kebiasaan di tengah-tengah kaum muslimin.
Kaum Muslimin mengisi kegiatan perayaan tersebut dengan tilawah membaca alquran dan sedekah. Walaupun para ulama berbeda pendapat terkait dengan hukum merayakan kelahiran Nabi Muhammad, namun mayoritas ulama sepakat bahwa selama kegiatan tersebut dilakukan dengan niatan yang baik, dan tidak melanggar ketentuan syariat maka tidak mengapa dilakukan.
Bagaimana Hukum Merayakannya?
Kaum Muslimin terbagi menjadi dua dalam menyikapi Maulid Nabi, ada yang membolehkannya dan ada juga yang melarang perayaannya. Kelompok yang melarang perayaan tersebut beranggapan bahwa hal itu Bid’ah, yang dilarang dalam islam.
Masing-masing golongan memiliki dalil, adapun yang memperbolehkan perayaan Maulid Nabi membuat persyaratan yang ketat yaitu:
- Tidak boleh berkumpul antara laki-laki dan wanita dengan jarak yang dekat
- Tidak diperbolehkan untuk membuka aurat
- Menghindarkan dari suatu yang bersifat sia-sia dalam perayaanya
Hikmah Dibalik Maulid Nabi
Dalama perayaan kelahiran Nabi Muhammad, ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil seperti berikut:
1. Membiasakan Sholawat kepada Nabi
Membaca Sholawat kepada Nabi Muhammad, adalah amalan yang dianjurkan dalam islam. Nabi sendiri menyarankan hal tersebut, dan mencela mereka yang tidak mau melakukannya, Beliau bersabda:
“Orang yang kikir ialah mereka yang apabila namaku disebut, ia tidak bersholawat kepadaku” (HR. Ahmad)
2. Ekspresi Kegembiraan atas Kelahiran Nabi
Peringatan Maulid Nabi, menjadi momen untuk menunjukkan kebahagiaan kita, atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang merupakan penutup para nabi serta pembawa rahmat bagi alam semesta.
3. Meningkatkan kecintaan kepada Nabi
Kegiatan perayaan kelahiran Nabi Muhammad, akan menumbuhkan kecintaan kita kepada Beliau, karena di dalam perayaan tersebut terdapat kegiatan yaitu membacakan sejarah hidup beliau, sehingga kita bisa meneladani kisah hidup beliau.
4. Menjadi Sarana Dakwah dan Pendidikan
Melalui Perayaan Kelahiran Nabi Muhammad, kita dapat mengajarkan bagaimana sebenarnya ajaran islam yang dibawakan oleh Nabi Muhammad.
5. Meningkatkan semangat Untuk Meneladani Nabi
Dengan mengadakan kegiatan Peringatan Kelahiran Nabi,kita jadi merenung dan berpikir, apakah kita sudah benar-benar meneladani pribadi beliau apa tidak.
Kesimpulan:
Perayaan Maulid Nabi, merupakan salah satu rutinitas sebagian kaum muslimin setiap tahunnya, terlepas dari perbedaan hukum ,hal ini menunjukkan bagaimana kecintaan umat islam kepada junjungannya, yaitu Nabi Muhammad Shalallahu Wa ‘Alaihi wa Sallam.
Seharusnya perbedaan pandangan dalam masalah hukumnya, tidak membuat umat islam berpecah belah dan saling memusuhi, tapi harus menjadikan umat islam semakin bersemangat, untuk menunjukkan kecintaan mereka kepada Rasulullah.
Baca Juga: Bolehkah Membaca Alquran Sambil Rebahan? Pelajari Hukumnya